Selasa, 20 September 2011

I'm BACK!!!

I don't really know why I decided to back with blogspot but one thing for sure..I'm HERE Guys! :D

Senin, 15 Agustus 2011

sebuah peran kecil yang sangat saya nikmati

ditulis pada desember 2010



"dalam hidup kita memiliki peran masing-masing, tidak semua menjadi dokter, tidak semua menjadi presiden, tidak semua menjadi orang baik, tidak semua menjadi orang jahat..", ujar seorang supir angkot yang angkotnya berjasa besar mengantarkan saya ke depan komplek, saat hujan deras melanda Bogor beberapa minggu yang lalu. mungkin beberapa dari kalian setuju mungkin juga tidak, tapi saya cenderung untuk mengiyakan saja ucapannya itu saat ini. ya, untuk saat ini setidaknya..

dari jaman SD dulu selalu menyenangkan bagi saya mendukung dari pinggir lapangan teman teman yg berjuang atas nama kelas dan sekolah, menganggap teman-teman saya yang hebat itu sebagai pahlawan yang berjuang atas nama baik 'rumah' kami dan kami dan saya sebagai penghuninya. meneriaki lawan, menghampiri teman teman yg merayakan gol sampai komat kamit dan menangis tepat di belakang gawang saat tim saya menang di menit menit terakhir pernah saya lakukan..sebuah perasaan yang tidak bisa diuraikan dengan kata-kata, kumpulan rasa yang membuat gila, kumpulan rasa yang mampu meneteskan air mata secara tak terduga..

saat ini..disini..di stadion Gelora Bung Karno..perasaan-perasaan 'special' itu kembali saya rasakan. dipentas yang lebih besar..dan 'teman-teman' yang saya dukung itu juga tidak saya kenali tapi saya tetap menganggap mereka sebagai pahlawan, pahlawan yang berjuang atas keharuman dan kadamaian  'rumah' mereka sendiri, saya dan kalian semua, Indonesia.

Christian Gonzales pernah bilang bahwa apa yang dilakukannya adalah sebuah tugas negara, kalu begitu kitapun bisa memilih bahwa dukungan dan doa yang saya, anda, kita semua lakukan, di Gelora Bung Karno, di warung-warung kopi, di rumah kalian sekalipun atau dimanapun kalian berada adalah sebuah tugas negara..

semoga ending dari semua ini adalah saya bisa menangis bahagia bersama kalian semua puluhan ribu atau maaf..jutaan teman-teman di seluruh penjuru negeri dan mengingat masa ini untuk diceritakan pada anak cucu kita nantinya..

tak perlu meributkan atau menyinggung soal Nasionalisme, Nasionalis atau apapun itu..karena bagi saya Nasionalisme atau Patriotisme adalah urusan yang sangat pribadi yang tak pantas di singgung/dipertanyakan oleh pihak-pihak manapun kecuali diri kita sendiri..saya sebut saja saya bukan si Nasionalis..

jadi, mari lakukan tugas negara ini dengan baik kawan :D

Seorang Bapak

ditulis pada 21 november 2010



Terkadang kita terlalu sibuk mencari seorang tokoh diluar sana untuk dijadikan panutan dalam hidup dan berkarya dan tak menyadari bahwa inspirasi sebenarnya ada dimana mana terutama di sekeliling kita..

Lahir 20 oktober 1950 di sebuah kota di kalimantan timur, pria yang cenderung jarang bicara ini mengaku dahulu sewaktu ia muda cukup menggemari fotografi, namun memilih untuk tak menjadikan hobinya tersebut sebagai mata pencahariannya, karena ternyata ia lebih memilih untuk bekerja saja di kantoran sebagai pegawai di sebuah perusahaan milik negara.

Sebuah pekerjaan yang kemudian memaksanya untuk lebih sering memboyong keluarganya dari satu kota ke kota lain, sampai akhirnya menetaplah mereka cukup lama disebuah kota yang terhitung kecil dipulau Jawa bagian barat. Sempat mendapatkan tawaran untuk bertugas di salah satu kota di negeri paman sam, namun ternyata di kota kecil inilah dia takdirkan mengakhiri masa kerjanya di usia 55 tahun.

Di kota ini pula yang saya ingat dimana ia menyemangati saya yang tengah frustasi karena merasa tak memiliki cukup bakat dalam berfotografi. Dengan pembawaanya yang khas, ia mengambil selembar foto yang terselip diantara tumpukan foto foto yang saya anggap tak keren saat itu dan memandanginya cukup lama, “gimana kamu bisa dapet moment ini ki?”, katanya sambil tersenyum. Sebuah foto yang saya ingat hanya menampilkan segaris asap asap putih yang mencoret langit pagi yang biru yang mendominasi hampir 90% frame. Kata kata ini mungkin bukan pujian setinggi langit tapi cukup membuat saya untuk selalu percaya pada satu hal yang sering kali diremehkan dalam sebuah pencapaian, proses.

Tidak seperti ‘guru guru’ saya yang lain yang menanamkankan saya untuk tetap menjadi berbeda dan unik, sederhana saja..mengikuti kata hati dan menjadi diri saya sendiri baginya adalah yang jauh lebih penting dari itu semua.
Pria yang begitu bersemangat kalau sudah berbicara tentang masa kecilnya ini memang bukanlah seorang fotografer apalagi berprestasi di dunia itu, terhitung hanya satu lomba foto yang pernah ia ikuti dan menangi, lomba foto di perusahaan tempat dia bekerja.

Tapi pria yang mewariskan kamera yashica analognya pada masa awal saya belajar foto inilah yang mengajarkan saya pertama kali berfotografi dan berjasa besar membuat saya sampai sebegitunya mencintai jalan ini seperti sekarang.. Seorang pria sederhana yang entah mengapa sebenarnya ingin sekali saya panggil dengan sebutan Bapak, ketimbang Babeh, Daddy, Ayah atau Papa.

Beberapa hari ini saya sibuk membongkar lemari untuk mencari album album foto lawas yang sengaja ia simpan dan menemukan beberapa foto dibawah ini yang saya sangat sangat suka…

Semoga saya yang tak terlalu pandai membuatnya bangga ini suatu saat bisa membuatnya tersenyum disana..bagaimana dengan pameran di eropa Pak? Ketinggian yak? Hhe..di Aminin aja ya Pak..Amiiin..

Teman2, mari temani saya bermimpi..yuu :-)


(Abdullah Alhamidy, 1950-2010)

Beth

"My favorite children's book is about a little prince
who came to Earth from a distant asteroid.
He meets a pilot whose plane has crashed in the desert.
The little prince teaches the pilot many things, but mainly about love.
My father always told me I was like the little prince,
but, after I met Adam...
I realised I was the pilot all along."

Adam. sebuah film produksi tahun 2009 yang DVDnya saya beli beberapa bulan yang lalu ini, mungkin bagi sebagian besar orang cenderung biasa saja mungkin karena premis film ini bukanlah sesuatu yang baru atau bisa dibilang cenderung sudah umum, tapi entah mengapa saya begitu jatuh hati hingga tak bosan bosannya saya tonton.

singkat cerita film ini menceritakan tentang hubungan percintaan yang 'unik' antara Adam dan Beth. Adam, seorang penderita asperger syndrome, sejenis penyakit autisme. sebuah syndrome yang membuat penderitanya kesulitan dalam interaksi sosial. kebanyakan aspies (sebutan untuk penderita asperger syndrome) tidak mampu memahami apa yang ada dalam pikiran orang-orang, bisa dibilang mereka adalah manusia jujur karena kebiasaannya mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya begitu saja tanpa bisa disaring. keunikan Adam dan bagaimana caranya mencintai Beth dan cara Beth mencintai Adam yang lembut membuat film ini bukan sekedar film cinta yang biasa.

film romantis yang sedikit berbau komedi ini disutradarai oleh Max Mayer dan dimainkan dengan sangat apik oleh Hugh Dancy (Adam) dan Rose Byrne (Beth). beberapa orang mengatakan akting Rose dalam film ini biasa-biasa saja tapi tidak bagi saya. beneran deh..sosok Beth adalah salah satu alasan mengapa saya begitu doyan menonton film ini, cantiknya ga ketulungan..hahaa..tapi bukan karena faktor kecantikan saja ya, kalian harus nonton deh gimana sosok Beth benar-benar 'menyeimbangkan' film ini dan membuat film ini menjadi sangat 'nyaman' untuk ditonton. hhe..

film ini memiliki banyak pesan moral yang diantaranya adalah bahwa cinta adalah soal memberi, memberi dengan ketulusan yang tiada batasnya dan bahwa hidup adalah sebuah pilihan, kita hidup diatas pilihan yang kita pilih. beberapa soundtrack di film ini juga kece'-kece' loh seperti someone else life dan when you find me yang dibawakan oleh Joshua Radin dan juga can't go back now  yang dibawakan oleh the weepies, begitu pula sinematografinya yang aduhai mampu membangun dan menjaga mood  film ini tetap asoy..

ini bukan review ya..cuma biar yang belum nonton jadi kudu' nonton aja..lagian udah kadaluarsa..hhe


"everybody else was just lying, so nobody had think they were stupid..", kata seorang anak kecil dalam film ini. :-)

...

ditulis pada 6 september 2010.



Tidak ada yang teringat akan apa yang terjadi sebelumnya di kedai kopi itu
tidak awal, tidak gurauan gurauan di sela perbincangan
tidak satu detikpun..

Yang teringat hanya sebaris suara yang mungkin adalah bagian akhir dari perbincangan malam itu
karena tak selang berapa lama keduanya berpisah
dengan satu diantaranya tetap terduduk di kursinya..

"kau tahu kawan, sometimes talent tak pernah akan punya arti apa apa dan entah kapan kau akan menyadari hal itu..yang perlu kau lakukan adalah bagaimana membuat orang orang di luar sana tahu bahwa kau ini ada di dunia.."

seketika kata kata itu mematungkan raganya, tapi semoga tak akan lama..
Karena kedai itu harus ditutup beberapa menit kemudian bukan?

...

ditulis pada tanggal 22 agustus 2010




wahai kawan, sadarkah kau?
banyak yang sedang menumpul?
segala sesuatu berjalan tak sebagaimana mustinya..
orang orang tak pernah lagi menunggu bus di halte
karena apalah yang mereka tunggu disana?
bus bus tak pernah lagi menepi
lantas apakah halte sepi? tidak juga..disana rumah bagi yang tak berumah
pun tempat meneduh para pengendara motor yang kehujanan..

jembatan penyebrangan, mungkin sudah saatnya ganti nama
jarang sekali kau lihat orang orang melewatinya
mereka terburu buru waktu
sehingga lebih memilih jalan pintas yang bisa berujung kematian
setidak tidaknya umpatan umpatan bernada kesal dari yang merasa punya jalan
lantas apakah tidak dirobohkan saja?
ini bisa jadi kejam dari sudut pandang yang lain
karena disana tempat bermukimnya keluarga pengemis
ibu dan mungkin anak anaknya yang masih kecil kecil
yah pakai saja kata mungkin..
mungkin..

sekolah bukan lagi tempat bagi anak anak
mereka mungkin tak akan kalian lihat disana
karena saya melihat mereka disepanjang jalan yang telewati
di perempatan lampu merah
di kolong kolong jembatan
di angkutan angkutan umum
di atas jembatan penyebrangan
lantas apa guna sekolah?
hhe..saya mendengar disanalah tempat mereka yang lapar uang
yang pandai berkarate
yang pandai memegang bokong atau payudara gadis gadis belia..

pos polisi, benarkah yang sering kita lihat adalah pos polisi?
amatilah sampai menjelang subuh
kalau kau beruntung..
mungkin kau akan melihat banyak yg berjudi disana
dan kau juga akan mencium aroma alkohol yang menari nari tak karuan ditemani musik angin malam

dan..
ehm...
soal mempertanyakan hidup
banyakkah dari kita yang doyan melakukannya?
karena saya lihat beberapa teman yang melakukannya
dianggap gila oleh sekelilingnya
tak bersyukur
kurang kerjaan
aneh
egois
cari perhatian
arogan
dan segala yang berurusan dengan penghukuman yang tak enak..
kenapa saya tanyakan ini? apakah ini soal ketidaksemestian lagi?
ehm..
tanyakan saja pada diri sendiri
apakah kita sudah benar benar hidup sebagai manusia?
ya..benar benar hidup..
bukan yang cuma sekedar 'hidup'...

percaya

ditulis pada tanggal 27 oktober 2009



"aku pelajari kalau harga diri didapatkan pada sesuatu yang kamu percayai, memegangnya diatas segalanya, mempercayainya tanpa ragu, itu bisa membawamu pulang.."

kata kata ini saya dapatkan ketika menyaksikan sebuah film berjudul the soloist. Satu film yang kembali menggiring saya pada satu hal yang selama ini coba saya percayai namun terkadang buntu pada saat berhadapan dengan ketakutan. Satu hal itu bernama impian...

Ketika kehidupan berbicara dengan bahasa yang berbeda beda, saya terkadang menjadi semakin sukar memilih, manakah yang baiknya dapat saya pegang? Tapi hati kecil ini tak henti hentinya berbisik..dan itu cukup untuk membuat saya tersenyum..

Bukan Bangsa yang mencintai sepakbola

ditulis pada tanggal 13 juni 2009




“Kemenangan Persipura ini mengangkat drajat kami orang Papua”, ujar Markus Haluk, ketua Aliansi Mahasiswa pegunungan tengah Papua. ungkapan yang saya kutip dari salah satu surat kabar Nasional Ini adalah sebagian kecil gambaran dari betapa meriahnya euforia rakyat Papua terhadap keberhasilan tim sepakbola mereka Persipura, yang menyabet gelar juara Liga Super Indonesia 2009.

Ternyata bukan keindahan alam, yang memang kurang mendapat perhatian untuk dikembangkan lebih baik, bukan pula kemewahan budaya yang terkenal hampir diseluruh penjuru negeri ini yang bisa mereka banggakan saat ini dan tentu jelas, kemiskinan, ketertinggalan, penindasan dan kerusuhan tidak termasuk dalam kategori hal hal yang bisa dibanggakan, melainkan sepakbola! Keberhasilan Persipura telah memberikan kebanggaan dan kebahagiaan bagi orang orang di tanah Papua yang mungkin sudah lama mereka nantikan.

Saya yakin moment ini saat yang paling tepat bagi warga papua untuk bergembira sebebas bebasnya dan sejenak melupakan segala persoalan persoalan hidup yang memusingkan kepala. “karena saya percaya sepakbola memiliki daya magis yang luar biasa untuk membuat orang bahagia dan bangga”, ujar Andibachtiar Yusuf, salah satu sutradara berbakat yang dimiliki negeri ini, di salah satu tulisannya.

Saya juga adalah orang yang sangat percaya bahwa sepakbola dapat memberikan kita kebahagiaan bahkan lebih besar lagi yaitu, kesejahteraan hidup suatu Bangsa. Karena sepakbola yang digemari sebagian besar penduduk dunia ini sanggup membuat suatu daerah atau Negara yang tak pernah didengar sebelumnya, muncul untuk kemudian dikenal oleh dunia.

Benarkah?ya…dulu sebelum Piala Dunia 2006 berlangsung tidak banyak yang tahu bahwa ada Negara bernama Togo di dunia ini, termasuk saya sendiri. Jika bukan karena sepakbola, saya juga mungkin tidak akan pernah tahu ada Negara bernama Samoa, Fiji, Rwanda, Latvia, Luxsembourg, Uganda, Angola, Trinidad & Tobago, Liberia, Tonga dll, jika bukan karena sepakbola saya mungkin tidak akan pernah tahu ada kota bernama Sedan, Murcia, Rostock, Bari, Tirana, dan mungkin saya juga tidak akan pernah tahu bahwa di Negara kita ini ada daerah yang bernama Bolaang mongondow di Sulawesi utara, Maros di Sulawesi selatan, Sorong di papua. Apalagi ada daerah yang namanya mirip dengan nama sebuah makanan, parepare, pun saya mungkin tidak akan tahu.

“pa, aku mau ke papua ketemu Boaz”, ujar seorang bocah kepada bapaknya. Ucapan yang terdengar polos memang, tapi tidakkah itu terasa luar biasa ketika keluar dari mulut seorang anak kecil pada saat ia menyaksikan pertandingan sepakbola?

Itulah yang sebenarnya saya harapkan terjadi pada Negara kita ini. Saya berharap melalui sepakbola Negara kita bisa dikenal oleh Bangsanya sendiri, lebih lebih oleh Bangsa lain diluar sana. Setelah berbagai upaya yang kita lakukan melalui berbagai bidang untuk memperkenalkan Indonesia pada dunia, alangkah baiknya untuk lebih maksimal lagi, jika ditempuh pula dengan jalan sepakbola?

Karena sepakbola memang aneh bin ajaib, bahkan Terence Ward dalam bukunya yang berjudul “The Hidden Face of Iran” sempat mengungkapkan kekagumannya pada olahraga ini dalam satu paragraf “permainan sederhana menendang sebutir bola kesana kemari ini telah mengambil hati seluruh penduduk dunia, bahkan dikota kecil seperti Abarqu. Bola kotor ini berhasil menghubungkan lebih banyak orang daripada sebuah pesawat telepon seluler. Permainan ini telah mencapai setiap sudut dunia. Dipahami oleh setiap bahasa dan lebih mengglobal daripada Big Mac”.

Tapi saya merasa harapan ini seperti membentur sebuah pintu raksasa dengan spanduk besar bertuliskan “dilarang masuk bagi pencinta sepakbola!!!”. Keinginan saya yang ingin melihat sepakbola dapat menjadi penyelamat bagi negeri kita, seakan menguap dari waktu ke waktu. Mulai dari kompetisi sepakbola yang carut marut yang berdampak pada prestasi yang semakin jauh dari jangkauan, sampai dengan persepsi liar saya yang beranggapan bahwa Bangsa ini memang tidak pernah sunguh sungguh mencintai sepakbola apalagi menghargainya!

Beberapa waktu yang lalu sebenarnya saya cukup girang ketika mendengar kabar akan rencana kedatangan tim dengan reputasi dunia seperti Manchester United, pada pertengahan bulan Juli ini. Membayangkan betapa banyaknya mata yang akan menyaksikan laga tim Indonesia kita melawan Juara Eropa 2008 itu, membuat saya merinding, inilah saatnya bagi kita untuk menunjukkan pada dunia siapa kita, tentu bukan pada tahap kualitas yang memang masih berbeda tapi lebih kepada bagaimana usaha terbaik kita untuk memperkenalkan Indonesia pada dunia, melalui sepakbola.

Tapi kemudian kegembiraan itu berubah menjadi ketakutan dan keprihatinan, takut setelah mendengar kabar akan digunakannya Stadion Gelora Bung Karno (yang rencananya akan digunakan untuk laga itu) sebagai tempat berkampanye para calon calon pemimpin negara ini dalam pemilu Presiden mendatang. Bahkan seorang kawan berceloteh kepada saya “Mau taro dimana muka Bangsa ini?”. Kekecewaan ini tentu merujuk pada betapa malunya dia pada kejadian setahun yang lalu yang mungkin sebagian dari anda juga masih mengingatnya, kala rumput Stadion ini rusak parah sehabis menyelengarakan sebuah event, yang justru tidak ada sangkut pautnya dengan sepakbola.

Dan prihatin, saat mendengar stadion kebanggan kita itu, ternyata akan digadaikan oleh pemerintah, untuk sebuah pinjaman luar negeri!!! stadion yang didirikan Bung Karno demi sebuah Negara yang Ia cintai ini, demi menampik segala pelecehan Bangsa lain terhadap Bangsa ini, ternyata tidak dianggap sebagai suatu yang pantas dibanggakan bagi para penerusnya kini. Atau persepsi liar saya memang benar bahwa kita bukanlah Bangsa yang sungguh sungguh menghargai sepakbola?

Tampaknya bagi mereka yang belum percaya bahwa sepakbola memiliki pengaruh yang luar biasa besar bagi keberlangsungan hidup umat manusia, harus segera menyadari bahwa sepakbola adalah Malaikat yang dikirimkan Tuhan untuk menyebarkan kebahagiaan bagi kita semua didunia. Seperti apa yang dikatakan seorang Albert Camus “apapun yang saya ketahui soal moralitas, saya berhutang pada sepakbola…”.


in my humble opinion

ditulis pada tanggal 30 mei 2009



“Jangan pernah melakukan suatu hal hanya karena ingin meraup puja puji orang banyak”, inilah satu hal yang coba saya tanamkan di dalam hati setiap waktu. “cobalah untuk lebih percaya pada apa yang hati kamu katakan”, satu pesan syarat makna yang acap kali saya temui di dalam buku yang saya baca, dengan susunan kata yang berbeda beda tentunya.

Apa yang ada didalam benak anda ketika mendengar karena alasan gengsi seseorang rela bermacet macet ria dari halte karet ke plasa semanggi dengan mercinya, ketimbang menggunakan busway misalnya yang akan bisa mengantarkan ia dengan jauh lebih cepat? Atau pernahkah anda mendengar sebuah kisah di negeri arab sana yang menceritakan tentang orang orang yang tidak meraih kebahagiaan hanya kerena terlalu banyak mendengar ocehan orang orang lainnya?

“Final nanti malem? Semua tergantung sama MU!”, itulah jawaban saya atas pertanyaan seorang teman yang menanyakan tentang siapa juara Final Liga Champions 2009, yang telah usai beberapa waktu yang lalu dan menghadirkan Barcelona sebagai juaranya.

Mengapa demikian? Karena bagi saya pribadi MU sebenarnya memiliki semua kualitas untuk mempercunadangi tim asal Spanyol tersebut. United memiliki dua kekuatan pada lini pertahanan dan juga serang balik mereka yang tangguh dan cepat. Kualitas yang saya yakin diakui oleh para penggila sepak bola lainnya di seluruh penjuru dunia. Seperti apa yang dikatakan legenda MU sendiri, Eric Cantona “inilah tim terkuat yang pernah dimiliki Ferguson!”, dan dipertegas pula oleh legenda sepak bola Inggris, Gary Lineker “saya memilih United murni karena mereka lebih kuat dalam pertahanan”.

Kenyataan bahwa MU memiliki kualitas pada pertahanan dan counter attack yang lebih baik daripada Chelsea, tim yang begitu merepotkan mereka di semi final Liga Champions, bahkan hampir membuat seorang Pep Guardiola menyerah, disadari benar oleh Barca. Karena faktanya pada semi final tahun lalu, di ajang yang sama, MU berhasil menaklukkan mereka dengan gaya bermain defensif yang dibarengi dengan keunggulan pada dua kekuatan yang Setan Merah miliki tadi.

Walau keoptimisan tetap diumbar layaknya seorang petarung yang siap memasuki arena pertempuran tapi tak bisa dipungkiri kualitas MU memang membuat Barca sedikit panik kalu tidak mau dikatakan takut. Ini tersirat dari apa yang diutarakan oleh andalan mereka Lionel Messi sebelum Kick Off dimulai, “tak diragukan lagi, ini akan menjadi sebuah pertarungan terbuka, sebuah Final yang hebat”, sebuah pernyataan yang saya yakin Messi sendiri ragu pada apa yang ia katakan. Apa yang menjadi jaminan Setan Merah akan memainkan sepak bola terbuka, jika dengan cara yang defensif Barca bisa ditaklukkan? Atau ucapannya itu adalah sebuah jebakan agar tim dengan reputasi dunia seperti MU memilih untuk bermain terbuka pula?

Tapi apa yang terjadi? Saya tidak tahu apakah jebakan tadi berhasil atau tidak, tapi yang pasti MU bermain diluar prediksi orang banyak, Di awal pertandingan mereka bermain sangat agresif, ofensif, menggebrak dengan liar dan melakukan pressing yang ketat, kalau boleh saya bilang sebuah strategi yang konyol, karena dengan cara bermain seperti itu terbukti tidak ampuh untuk menjinakkan tim sekelas Barca! Bayangkan dengan reputasi yang sama sama mendunia, tim tim yang cenderung ofensif seperti Bayern Muenchen dan Real Madrid dibuat tak berdaya oleh Barcelona dengan skor yang sangat memalukan. Justru Barca yang tampil lebih hati hati dan sabar, sebelum akhirnya melalui sebuah serangan balik yang cepat dari Iniesta dan Eto,o membuyarkan semua rencana Sir Alex, anak buahnya bermain tak karuan, penuh dilema baik disaat menyerang maupun bertahan yang membuat mereka lebih banyak berlari mengejar bola di kaki pemain pemain Barcelona. Sementara Barca, dengan satu kejeniusan tadi semua menjadi lebih mudah bagi mereka untuk menjadi diri mereka sendiri. Passing passing pendek yang mengagumkan, skill individu yang berkelas dan penguasaan bola yang luar biasa, secara alami hadir di stadion Olimpico, Roma. Sebuah cara bermain yang telah menjadi identitasi tim dari Spanyol tersebut selama berpuluh puluh tahun itu pula yang akhirnya membawa mereka menjadi juara di ajang paling bergengsi di seluruh dunia itu. Barcelona memang pantas mendapatkannya, karena bermain dengan apa yang mereka percaya, sebuah gaya yang telah menyatu didalam diri mereka.

Semoga kekalahan MU murni karena kesalahan strategi belaka dan bukan karena mereka beranggapan “ini sebuah ajang bergengsi, Final yang disaksikan oleh seluruh dunia dan karena kami adalah juara dunia dan kami ini adalah Manchester United yang akan memainkan sepak bola yang lebih indah dari Barcelona!!!”

Karena tak bisa dipungkiri bahwa yang akan lebih diingat orang hanyalah mereka yang keluar lapangan sebagai pemenang dan karena sejarah hanya mencatat para juara tak peduli gaya apa yang mereka tampilkan.



the art of catenaccio

ditulis pada tanggal 30 april 2009



Hari ini seperti biasanya saya memulai hari dengan membaca salah satu surat kabar nasional, yang telah menemani pagi saya dari beberapa bulan yang lalu sejak bapak saya memutuskan untuk berlangganan surat kabar terkemuka tersebut.

Dan seketika mata saya terbelalak lalu dibarengi dengan ribuan tanya yang secara tiba tiba tanpa diundang hadir ke alam pikiran saya saat itu. Salah satu artikel di surat kabar tersebut yang berjudul “sepak bola negatif dan klinsmann” adalah penyebabnya...

Tulisan dari saudara Anton Sanjoyo yang intinya membahas tentang kekecewaan terhadap sepakbola bertahan atau yang lebih sering kita kenal dengan nama cattenacio, sebuah sistem permainan bertahan yang rapat, kolektif dan cenderung menunggu..menuggu kelemahan, kelengahan dan kesalahan lawan dan ketika itu terjadi serangan balik yang cepat pun dilakukan.

Sebuah cara bermain yang dianggap pengecut dan cenderung dibenci oleh sebagian besar orang diluar sana yang memegang erat prinsip bahwa “pertahanan terbaik adalah menyerang”…tapi itu tidak berlaku bagi saya. Itulah sebabnya kenapa ketika Fabio Cannavaro berhasil mengalahkan Zinedine Zidane dalam perebutan pemain terbaik dunia 2006 saya pun girang bukan main! Ini bagi saya ibarat sebuah oase ditengah jarangnya para pemain belakang meraih gelar bergengsi tersebut. Karena mata mata saya ini lebih terbiasa menyaksikan panggung sepakbola italy yang memang kental dengan permainan bertahannya ketimbang menyaksikan sepakbola ala Spanyol, Inggris, Brazil atau Argentina yang lebih suka menampilkan sepakbola menyerang nan atraktif yang secara sempurna dipraktekkan oleh tim orange belanda dengan total footballnya pada Piala Dunia 1974. agresif dan menekan, baik itu saat menyerang maupun saat diserang!

Yang menjadi pertanyaan saya apa yang salah dengan cattenacio? Apakah suatu dosa jika sebuah tim sepakbola menerapkan cara bermain seperti itu untuk meraih kemenangan? Apakah itu melanggar sikap Fair Play?

Ketika Anton Sanjoyo mencoba mengkritik secara halus tentang cattenacio yang diterapkan oleh Guus Hiddink dan anak buahnya hingga mampu menahan imbang 0-0 Pep Guardiola dan Barcelonanya, saya pun tidak berkeberatan, tapi ketika Ia mulai mengaitkan apa yang dilakukan Guus Hiddink dengan sebuah sepakbola kapitalisme yang mementingkan hasil akhir ketimbang keindahan bermain bola saya menjadi tidak setuju…

Bukannya saya anti terhadap sepakbola menyerang, jujur, saya pun sebagai penikmat sepakbola senang, kala melihat ronaldinho menari nari di lapangan, kagum ketika si kecil messi dengan ajaibnya menggiring dan melindungi bola dari terjangan bek bek lawan, ketika ronaldo dengan trik triknya yang luar biasa mempecundangi lawannya secara berulang ulang, saya takjub dengan itu semua…
Saya pun mengerti dengan apa yang dirasakan para penikmat sepakbola yang pasti ingin melihat tim kesayangannya menang dengan cara yang mempesona…
Walau sedikit berbeda...saya akui saya pun demikian, betapa kecewanya saya, marah dan kesal ketika melihat tim idola saya Milan dibuat mati kutu, hilang akal dan tak berdaya oleh cara bermain tim seperti Palermo, Torino, Catania dan banyak tim tim semenjana lainnya di Seri A, yang bertahan secara ketat, rapat dan disiplin menjaga daerahnya. Tapi bagi saya apa yang dilakukan mereka lebih kepada sebuah strategi dan langkah antisipasi untuk menghadapi lawan yang dirasa memilik serangan tajam dan mematikan seperti Barcelona contohnya, ketimbang beranggapan bahwa ini adalah refleksi sebuah sepakbola yang kapitalis!!!

Dan saya pun semakin meradang dan bingung ketika dalam akhir tulisannya saudara Anton Sanjoyo menulis “yang tega memainkan sepakbola negatif”, apa yang dimaksud dengan tega??? Merujuk pada apa yang dikatakan Rinus Michels “sepak bola bukanlah arena pertemanan tapi ajang peperangan”, bukankah di dalam perang kita membutuhkan sebuah taktik dan strategi yang bisa mematikan lawan seperti yang ditunjukkan oleh para pahlawan kita dengan gerilyanya, apakah kita pantas menyebutnya sebagai pengecut? dan tentu di dalam perang tidak pernah mengenal kata tega walau di dalam konteks sepak bola harus tetap ada batasnya yaitu Fair Play.

Jika Michel Francois Platini pernah mengatakan “sepakbola mengajarkan kita cara hidup. Cara berbagi jika anda lebih baik dari orang lain”, maka saya akan mengatakan “sepakbola mengajarkan orang orang kecil cara menang. cara bertahan dengan baik ketika lawan yang lebih besar menyerang dan cara memukul balik begitu lawan lengah dan ada kesempatan!”, hahahaha... Forza Calcio!!!




semoga bukan pemilu yang memilukan

ditulis pada tanggal 15 april 2009



“Bey, ngapain kita nyoblos pas ntar pemilu? Kga ada gunanya! Yang miskin makin miskin yang kaya makin kaya..mending juga golput..”, kata seorang kawan beberapa waktu yang lalu. Saya beranggapan ini adalah suatu sikap skeptis yang wajar. Bagaimana tidak? Di tengah maraknya sikap apatis sebagian masyarakat terhadap hal hal yang berbau pemilu, orang orang yang terlibat didalamnya justru malah semakin memperkeruh suasana dengan berulah negatif di hadapan masyarakat kita, Caleg caleg yang terlihat tak kompeten, janji janji yang diumbar begitu gampangnya, kampanye yang memacetkan jalan, berujung kerusuhan, saling menjelekkan satu sama lain dan masih banyak lagi yang ujung ujungnya semakin memperkuat sikap apatis masyarakat terhadap pemilu kali ini.

Saya tak tahu apakah tulisan ini menjadi sangat penting untuk dibaca atau tidak, saya juga tidak bermaksud untuk gaya gayaan apalagi ketularan untuk menulis satu hal yang bernama politik, karena saya adalah orang yang tak terlalu menaruh minat lebih pada politik, yang lebih ramai disebut orang sebagai ladang persaingan yang licik dan kejam, ketimbang hal hal mulia yang tersirat didalamnya. Tapi satu hal yang saya dan sebagian orang awam paham adalah tujuan dari semua ini haruslah berujung pada kesejahteraan dua ratus juta lebih orang orang yang hidup di alam Indonesia ini.

Menyinggung soal kesejahteraan bangsa ini, saya jadi teringat pada satu kejadian yang terjadi beberapa bulan yang lalu jauh sebelum maraknya orang orang membahas tentang pemilu. Saat itu sehabis jam kuliah saya memutuskan untuk sejenak menenangkan pikiran, mata, hati dan telinga saya, tanpa pikir panjang sayapun langsung bergegas melangkahkan kaki kaki ini ke salah satu taman kota di Jakarta, kalau lagi suntuk suntuknya saya memang suka sekali menyendiri di taman kota, dimanapun itu. Sesaat setelah menapakkan kaki disana, saya pun memilih satu spot yang kira kira cocok untuk saya beristirahat menjauhkan diri dari rasa penat yang merekat. Dan mungkin karena saking lelahnya saya pun tertidur…

sampai kemudian dua bocah yang umurnya kira kira dibawah sepuluh tahun membangunkan saya dari tidur. “kenapa lo liat liat? Suka ya?”, guyon saya pada mereka, dan mereka pun membalas dengan senyuman lalu berujar “koq sendirian aja mas?”, “iya nih, temenin dong..hehehe”, jawab saya. Obrolan itu tanpa terasa mengalir begitu saja membawa kami berjalan mengelilingi sebagian sudut taman kota itu tanpa merasa lelah, dari obrolan yang akhirnya membuat saya tahu bahwa mereka sudah tidak bersekolah lagi sejak beberapa bulan yang lalu mungkin karena keadaan ekonomi orang tua mereka yang kritis, tebak saya saat itu, karena saya pun tidak yakin anak anak kecil yang polos seperti mereka mampu memberikan alasannya jika saya bertanya “kenapa” pada mereka…sampai dengan perlakuan kasar yang mereka terima dari petugas petugas yang menjaga kereta yang memang disediakan pengelola taman tersebut untuk para pengunjung agar memudahkan mereka mengelilingi dan menikmati taman yang luas tersebut, perlakuan yang tidak akan saya bahas disini karena bagi saya terasa sangat menyedihkan, apalagi untuk dialami oleh mereka yang memang masih bocah bocah…

Ya…inilah yang saya paham. Pemilu kali ini harus bisa melahirkan orang orang yang benar benar mau dan mampu memperjuangkan nasib bagi rakyat Indonesia termasuk didalamnya bocah bocah itu…dan sebagai warga Negara yang baik hendaknya kita ikut membantu agar demokrasi di negeri kita yang tercinta berjalan dengan sebagaimana mestinya salah satunya yaitu dengan cara ikut memberikan suara kita pada pemilu presiden mendatang.

ketika sebagian orang diluar sana memilih untuk menjadi golongan putih ditambah ketika teman saya yang saya singgung diatas kemudian melanjutkan ucapannya “tuh kan banyak yang golput! Dikira kita main main apa?”, saya pun menjadi bingung dan mengelus elus dada dan kemudian nurani saya pun bersuara…
pantaskah kita berbangga ketika sebagian besar bangsa ini menganga kelaparan?
Pantaskah kita berbangga ketika sebagian besar ibu ibu di negeri ini menangis karena tak bisa melindungi bayinya dari dingin malam?
Ketika bapak bapak pusing tujuh keliling karena anaknya meminta uang sekolah?
Ketika bangsa ini dihujami begitu banyak penderitaan?
Ketika bangsa ini semakin lemah tak berdaya? Pantaskah?

Bukankah mereka adalah orang orang berpendidikan yang memiliki sikap kritis yang baik dan tentunya mempunyai kriteria kriteria yang tinggi akan orang orang seperti apa saja yang pantas mengurus Negeri kita yang besar ini…?
Saya tahu ini merupakan hak mereka untuk memutuskan apakah akan memberikan suaranya atau tidak, tapi satu yang saya selalu percaya bahwa di dalam hak pasti tersirat kewajiban, yang dalam konteks ini adalah kewajiban kita sebagai bangsa Indonesia untuk bersama sama membantu negera yang kita cintai ini agar semakin berkembang lagi dan juga kewajiban moral kita sebagai manusia untuk membantu sesama manusia lainnya.

Seorang guru pernah mengatakan “lebih baik berusaha untuk melakukan suatu usaha perbaikan walau kemudian hasilnya gagal, daripada tidak sama sekali..”. untuk baris terakhir dari tulisan ini saya akan mengutip satu judul artikel di salah satu surat kabar terkemuka, yang saya baca beberapa waktu yang lalu yang kira kira berbunyi seperti ini “jauhi apatis, pilih dengan kritis”.

antara warnet dan halte

ditulis pada tanggal 29 March 2009



Terkadang sebagai manusia kita mengharapkan hidup yang sempurna, bisa menjadi orang kaya dengan segala kekuatannya yang dapat melakukan apa yang orang lain tak mampu melakukan, menjadi seorang musisi terkenal dengan segala kemahirannya yang mampu mencipta decak kagum ribuan kaum hawa, atau menjadi seorang penulis besar yang bukunya laris dipasaran bak kacang rebus di sebuah alun alun kota, atau menjadi seekor burung yang bisa terbang kemana yang dia suka, yang bebas, yang lepas, yang selalu bernyanyi dengan bahasa yang sesungguhnya tak pernah saya mengerti.

Di sebuah warung internet di suatu sudut di ibu kota yang hiruk pikuk ini, seorang teman pernah mengatakan, “asli, enak banget hidupnya Paris Hilton, kga usah kerja juga duitnya kga abis abis, coba aja gw bisa kae gitu..”, di dalam hati saya tersenyum bingung, “lah, lo kan cowo koq mau maunya jadi paris Hilton?”, dan kemudian sayapun bertanya,”emang enak jadi paris Hilton? Bukannya jadi sorotan kamera tiap hari bikin Bete tuh? Semua apa yang kita lakukan diketahui orang banyak, iya klo yang baik baik yang disorot, gimana klo lagi ngupil, lagi buang air, mandi, tidur, bukannya risih tuh?? Dan hal hal yang kae gitu menjadi tontonan masyarakat setiap waktu…”, “ah, bodo gw siy, yang penting gw jadi orang kaya bisa pergi kemanapun dan beli apapun yang gw mau..hahaha”, jawab teman saya itu. Saya tidak bermaksud merendahkan apalagi menyalahkan apa yang ada dalam pikiran teman saya tesebut karena saya akui saya pun demikian. Karena kita manusia telah terbiasa atau selalu dijejali oleh media massa untuk berkiblat pada hidup yang konsumtif, materi kemewahan yang diracun ke dalam pikiran kita setiap saat, membuat kita lupa bahwa sesungguhnya bersyukur atas apa yang kita miliki adalah hal yang paling dibutuhkan oleh kita dalam hidup ini.

Hal ini kemudian mengingatkan saya pada satu film yang beberapa waktu lalu saya tonton di rumah untuk kesekian kalinya, being john malkovich. Film yang jujur sebenarnya cukup sulit dinikmati oleh orang yang tak terlalu maniak akan film seperti saya, film yang intinya bercerita tentang seorang seniman jalanan berbakat yang bernama Craig Schwartz (John Cusack) yang menemukan sebuah pintu rahasia, pintu untuk masuk kedalam tubuh seorang actor ternama bernama John Malkovich (John Malkovich). Kemudian setelah dirinya masuk kedalam tubuh John, kehidupannya pun berubah, ia menjadi terkenal, memiliki segalanya sampai sampai ia mampu mendapatkan seorang wanita yang dicintainya, Maxine (Catherine Keener) yang sebelumnya jelas jelas tidak menyukainya..dan mereka pun hidup bahagia di dunia yang sesungguhnya bukan milik mereka. Sampai suatu ketika Maxine diculik dan penculik itu memintanya untuk meninggalkan tubuh John Malkovich, lalu apa yang dikatakan Craig? “ but I cant do that..if I leave John Malkovich then I’m Craig Schwartz again, no money, no career..Maxine will have nothing to do, She barely has anything to do with me now..”. walau kemudian dia meralat semua ucapannya dan bersedia meninggalkan tubuh John tapi sayang semua sudah terlambat dan dia pun kehilangan segalanya…

Secara naluriah saya pun merenung dan berpikir, untuk mendapatkan uang dan mempertahankan status “orang kaya” dalam dirinya, seseorang rela menyingkirkan apapun yang menghalanginya dan termasuk menyakiti hati orang orang yang sunguh sunguh menyayanginya.

Seminggu yang lalu saat saya sedang menanti angkutan umum di suatu halte dalam sebuah perjalanan untuk kembali kerumah, seorang pengamen yang kira kira seumuran dengan saya, memberikan saya satu pelajaran tentang hidup, “nih..boy rokok ga lo?”, “ga deh..buat lo aja ntar, lagian gw uda ga ngerokok…uda berapa lama ngamen?”, “dari kecil gw juga uda ngamen kali..”, “gimana penghasilan?”, “yah, lumayanlah..yang penting happy kali, ya ga boy?”. Pertanyaan yang hanya bisa saya jawab dengan senyuman dan lantas membuat saya bertanya pada diri saya sendiri, bisa ga ya saya berpikir seperti itu??? seperti kata seorang tokoh dalam film yang saya lupa namanya, “hiduplah dengan hidupmu dan kau tidak akan menyesalinya..”

ya...!kamilah tuan rumah piala dunia 2022...

ditulis pada 19 maret 2009


"nah..ini niy pemain yang akan menjadi andalan timnas kita di masa depan..", celoteh saya beberapa tahun silam. tapi sekarang saya akan menguburnya dalam dalam.
saya akan katakan disini, bahwa saya dan mungkin sebagian besar pencinta sepak bola di tanah air kita ini, kembali dibuat kecewa oleh sepak bola di negeri ini...
saya menjadi semakin yakin bahwa sepak bola di negeri kita tercinta ini bukanlah sepak bola yang manusiawi, dan bagi saya sepak bola yang tak manusiawi bukanlah sepak bola!!! sebenarnya inilah yang menjadi kekhawatiran saya sejak lama...

Jumadi Abdi..Dialah pemain potensial yang saya maksud, beberapa kali melihat performanya di lapangan hijau membuat saya terkagum. Dia adalah sosok pesepak bola berbakat yang menggabungkan semangat daya juang yang tinggi dengan tingkat agility yang mempesona. Tapi kini saya tak akan bisa melihat semua itu lagi...
benturan yang dialaminya kala klubnya PKT Bontang bersua Persela Lamongan di Stadion Mulawarman, Bontang, Sabtu (7/3) di lanjutan ajang Liga Super Indonesia, membuatnya menghembuskan nafas yang terakhir.
di indikasi bahwa usus halus Jumadi yang bocor mengakibatkan kuman yang kemudian meninfeksi dan merusak sejumlah organ vital bagian dalamnya. hmm...kita kehilangan nyawa saat melakukan sesuatu yang kita cintai??? IRONIS!!!

APAKAH SAYA TERKEJUT? sebenarnya tidak juga! sekarang saya tanya kepada anda...
berapa kali anda lihat wasit kita membiarkan tekel tekel kasar terjadi?
berapa kali anda lihat wasit kita tidak mencoba menegur pemain yang melakukan tekel berbahaya tersebut?
berapa kali anda lihat wasit membiarkan emosi pemain meluap luap tanpa berusaha ubtuk meredakannya?
mungkin sebagian dari anda akan menjawab sama seperti saya yaitu, sering kali!!!
tanpa berusaha untuk menyudutkan salah satu pihak (karena bagi saya pribadi elemen satu dengan yang lainnya saling berkaitan) saya kira kualitas wasit di kompetisi sepak bola kita bukan lagi pada tahap memprihatinkan tapi sudah sampai pada tahap yang memalukan!!!
kesalahan kesalahan yang bagi saya sangat konyol acap kali dilakukan oleh para pengadil di lapangan hijau tersebut. saya akan sedikit membiaskan kesalahan mereka...
tuan rumah acap kali mendapatkan hadiah pinalti, jarak penendang bebas dengan pagar betis yang tak pernah sesuai, pemain yang jelas jelas mengejar bola dari belakang pemain lawan dianggap offside dan masih banyak lagi yang terlalu menggelikan untuk dibahas satu per satu.

inilah salah satu elemen mendasar dari sepak bola yang tampaknya telah dilupakan oleh orang orang di PSSI yang bagi mereka mengumbar keoptimisan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia lebih bernilai dari pada memperhatikan dan membenahi hal hal yang justru mendasar dalam sepak bola. menonton sepak bola di Indonesia bagi saya bukanlah seperti menyaksikan pertandingan olah raga tapi lebih kepada bagaimana saya melihat puluhan, ratusan, ribuan atau bahkan lebih anak anak manusia berbondong bondong ke stadion sepak bola untuk mempertaruhkan nyawanya.

saya berharap apa yang menimpa Jumadi Abdi akan menyadarkan kita semua, membuka mata kita lebar lebar bahwa tak usah kita bermimpi terlalu jauh untuk menyelenggarakan pentas akbar seperti piala dunia jika mementaskan kompetisi sepak bola didalam negeri saja kita tidak becus...

dan sekali lagi kita telah melangkah mundur...

“Greaat savee by Abbiatiiii...!!!”

“Greaat savee by Abbiatiiii...!!!”

Percaya atau tidak Ini adalah kalimat pertama yang mempunyai pengaruh besar kepada saya hingga akhirnya memilih untuk jatuh hati kepada sepak bola khususnya kepada AC. Milan…

Ya…inilah kalimat yang sering kali saya dengar pada saat Seri-A Italia bergulir di musim 1998/1999 yang mencatatkan AC. Milan sebagai nomor satu di Italia saat itu. Ini adalah saat ketika saya mulai ketagihan menyaksikan pertandingan sepak bola terutama yang melibatkan AC. Milan.

Dari sekian banyak pemain besar yang berjasa bagi Milan kala itu seperti Maldini, Boban, Weah, Bierhoff dll, ada satu sosok yang menarik perhatian saya dan mungkin sebagian pendukung Milan lainnya saat itu, muda, berbadan jangkung, sedikit membungkuk, gaya Slank-ngean yang terkesan malas malasan, rambut tipis kebotak botakan (hahahahaha..mulai ngelantur..) dan dia adalah Christian Abbiati!!!

Lahir di kota Milan tepatnya di Abbiategrasso 8 juli 1977, pria bertinggi badan 191 cm ini memulai karier professionalnya di klub kecil Italia, Monza, sebelum akhirnya ditarik AC. Milan di musim 1998/1999 yang saat itu diarsiteki oleh Alberto Zaccheroni. Dia ditempatkan untuk menjadi pelapis bagi kiper utama Milan Sebastiano Rossi, memulai debut dengan seragam merah hitam di usia 21 tahun tepatnya 17 januari 1999 saat itu ia masuk menggantikan Sebastiano Rossi di menit ke 92. sejak saat itu ia langsung menarik perhatian publik Itali dan para pendukung Milan dengan penampilan gemilangnya di bawah mistar dan selama beberapa tahun pula Ia menjadi penjaga gawang utama I Rossonerri sebelum akhirnya Ia mengalami cedera di musim 2002/2003 dan Dida yang kala itu menggantikannya bermain dengan apik dan pelan pelan nama Abbiatipun tenggelam...(kalau menurut hemat saya yang menolong performa Dida kala itu adalah kenyataan bahwa saat itu barisan pertahanan Milan dihuni oleh para pemain handal sekaliber Nesta, Stam dan Maldini).

Berbagai masalah pun silih berganti menerpanya salah satunya yang mungkin sangat fatal adalah saat Abbiati dituduh mengritik Dida dan pelatihnya Carlo Ancelotti di dalam situs pribadinya walaupun jelas jelas Ia menolak semua tuduhan itu, semua masalah itu tampaknya mempengaruhi penampilannya di lapangan dan Ia pun dipinjamkan ke beberapa klub seperti Juventus, Torino dan terakhir Atletico Madrid sebelum akhirnya Milan menariknya kembali di awal musim ini seiring dengan menurunnya performa dua kiper utama Milan, Nelson Dida dan Zelijko Kalac.

dan dia sangat senang dengan keputusan ini karena yang ada dihatinya adalah Milan dan bisa kembali berseragam merah hitam adalah kebanggaan dan kebahagiaan, Milan tempat dimana dia pertama kali dikenal dunia, memiliki banyak keluarga dan teman disana, banyak orang yang mencintainya disana, ini seperti sebuah perjalanan panjang bagi seorang pahlawan untuk kembali lagi kerumahnya...

Sekarang Ia telah membuktikan kualitasnya yang sesungguhnya dengan penampilannya yang konsisten sepanjang musim ini ditengah penampilan Milan yang justru sedang terpuruk.

Ia pun telah buktikan bahwa yang dibutuhkan Milan bukanlah seorang pemain bintang sekaliber Sebastian Frey, Marco Amelia, Petr Cech, Iker Casillas atau Gianluigi Buffon sekalipun...

Yang dibutuhkan Milan hanyalah ketenangan, ketangguhan, kehebatan dan kesederhanaan yang lahir dari kesabaran dan kesetiaan seorang Christian Abbiati pada AC. Milan...

Jadi..pasang mata dan telinga anda, dan bersiaplah untuk lebih banyak mendengar...
“Greaat savee by Abbiatiiii...!!!”

apakah anda percaya pada yang namanya karma?

ditulis pada 7 maret 2009


Ibu saya acap kali mengingatkan anak anaknya walaupun dengan gaya bicaranya yang setengah bercanda “hati hati dengan perkataanmu, jangan bilang benci sama ini benci sama itu ntar malah kebalikannya loh…”. Dan sering kali pula saya jawab dengan candaan “yaudah oki benci sama cewe cantik, oki benci sama orang kaya, oki benci sama luar negeri..”. hahahaha..anehnya lagi saya terkadang berpikir apa bener bisa kae gitu ya??? Bisa dapet cewe cantik, bisa jadi orang kaya dan bisa pergi ke luar negeri kalau kita bener bener membencinya...hmm!? mungkin maksud ibu saya buka yang seperti itu...

Sepanjang hidup saya yang belum mencapai ¼ abad ini, ada beberapa kejadian yang bagi saya mungkin bisa disebut sebagai hukum karma. Hukuman yang saya dapatkan dari apapun yang saya lakukan baik itu perkataan, perbuatan ataupun pikiran. Diantaranya sebagai berikut…

1. dulu waktu kuliah di semester awal ada beberapa orang senior yang mengulang mata kuliah di kelas saya, suatu hari saya bercanda dengan seorang teman “hahahaha, buseeet niy senior angkatan berapa ya???angkatan bersenjata kali nih…”. Dan kenyataannya sekarang saya berada di posisi seperti senior senior saya tersebut beberapa tahun yang lalu, belum lulus dan masih mengikuti kuliah dengan angkatan yang lebih muda…hahahahai.
2. waktu SMP dengan iman yang sangat pas pas-an, saya pernah mengatakan pada banyak teman saya (lebih tepatnya agak sombong siy) “sorii ye gw ga akan pernah mau pindah Agama, selalu dan selamanya…gampaaaang itu siy..”, dengan nada yang menggampangkan beratnya cobaan yang akan menghadang di depan. Dan kenyataannya beberapa tahun yang lalu dengan iman yang semakin menipis tentunya, saya pernah sampai pada tahap membenci agama saya tersebut, kenapa agama saya seperti ini? Kenapa agama lain bisa kae gini sedang agama saya tidak? Kenapa seperti ini?kenapa seperti itu??? Sampai akhirnya seorang teman mengulurkan tangannya untuk membantu saya keluar dari pertanyaan pertanyaan yang bisa semakin menyesatkan saya.

Bagaimana dengan perbuatan??
Tanpa perlu saya jabarkan sebenarnya sudah banyak bukti yang bisa kita lihat bersama sama, bahkan beberapa statiun TV pun rame rame menayangkan FTV yang berbau rohani tentang orang kaya yang jatuh miskin, siksa terhadap anak durhaka, bagaimana buruknya berdusta, korupsi, selingkuh dsb. Dan contoh lebih jelasnya lagi sekarang sedang terjadi pada kita semua, manusia. Yang berbuat semena mena pada alam dan bumi ini membuang sampah sembarangan, menggunduli hutan, berpolusi ria dimana mana dan kenyataannya sekarang saatnya alam membalas dengan berbagai bencana yang menerpa kita seperti banjir, longsor, tsunami, gempa bumi, kekeringan, dsb. Bahwa setiap orang akan menerima akibat dari setiap apapun yang mereka lakukan di dunia ini???.

Lalu bagaimana dengan pikiran, apakah karma bisa berlaku pada apa yang kita pikirkan? Saya tidak tahu apakah ini karma atau tidak, kita sebagai manusia sering kali terjatuh ke jurang keputusasaan yang dalam. Beberapa pakar berulang kali mengatakan yang membedakan manusia berhasil dan manusia yang gagal hanya terletak pada keyakinan, seberapa besar keyakinan kita pada target atau tujuan hidup kitalah yang akan menentukan jalan hidup kita ke depan...kita sering kali berpikir bahwa “kaenya ga bisa deh, ah ntar gagal lagi, mana bisa gw kae gitu..”,dsb, yang akhirnya semua yang kita takuti benar benar terjadi dan kita termasuk kepada kelompok orang orang yang gagal...
Secara harfiah karma berarti setiap tindakan manusia dalam hidupnya pasti akan membawa akibat baik atau buruk.

Apakah hal hal diatas bisa dikategorikan sebagai hukum karma...???.
“Orang yang berbuat baik akan mendapatkan kebaikan dan orang yang berbuat buruk akan mendapatkan keburukan”, begitu kata orang orang dulu.

Suatu hari teman saya pernah bilang kae gini “dunia ini penuh dengan apa yang kita sebut hukum kausalitas..”.
Ya…setiap penyebab pasti punya akibatnya masing masing...
Bagaimana dengan anda..apakah anda percaya dengan apa yang disebut sebagai hukum karma???




“saya percaya pada segala hal sampai semua itu terbukti tidak benar. Saya percaya pada dongeng, mitos, naga..semua itu ada, bahkan kalaupun itu hanya dalam pikiran anda. Siapa bilang mimpi dan mimpi buruk tidak senyata yang kita alami di sini saat ini..?realitas sangat bergantung pada imajinasi..."

John Lennon

Generasi Mudapun Akhirnya tak Berdaya

Dua hari yang lalu saya bertemu dengan seorang teman, sebenarnya kami berdua belum terlalu akrab dan jujur sebelumnya segala opini negatif tentangnya begitu sesak di pikiran saya sampai akhirnya di sebuah halte bus, ditengah hujan yang begitu deras turun menghujam bumi ini, diantara kesibukan kendaraan kota yang berlalu lalang, perbincanganpun mengalir begitu lancar, selancar tetesan hujan kala itu. Perbincangan yang benar benar membuka mata saya lebar lebar, bahwa kita tak bisa menilai salah terhadap suatu keputusan yang diambil oleh seseorang, karena seburuk apapun pilihan yang diambil pastilah merunut pada sebuah alasan yang terkadang juga tidak sederhana. Di sore yang gelap itu, saya mendengar curahan hati seorang anak manusia tentang hidupannya, hidup yang sangat mengharukan batin saya. Di saat teman teman seusianya melanjutkan pendidikan ke perguruaan tinggi ia terpaksa mengubur impiannya menjadi seorang dokter karena keadaan ekonomi orang tuanya yang tidak memungkinkan saat itu..selain dia orang tuanya juga harus membiayai empat orang anak lagi yang masih bersekolah dan sebagai anak sulung ia mencoba mengerti walau berat, bahwa adik adiknya juga memiliki hak yang sama untuk bersekolah setidaknya sampai lulus SMA sama seperti dia. “kalo lagi ngumpul gw suka iri sama temen temen, gimana mereka bercerita tentang kehidupan perkuliahannya, temen baru, gebetan baru dsb.”,katanya sambil tersenyum(senyum yang menyiratkan pilu).

Sekarang dia telah bekerja di perusahaan yang bergerak dibidang jual beli mobil untuk membantu ekonomi orang tuanya. Setelah dua minggu berada di perusahaan itu, ia langsung diangkat menjadi sekertaris, dengan gaji yang menurut dia cukup untuk membantu melanjutkan sekolah bagi adik adiknya (teman saya ini berpenampilan menarik..dan termasuk anak yang cerdas). Sebenarnya dia merasa penempatan dirinya sebagai sekertaris sedikit mencemaskannya, tapi ia tak mau berprasangka terlalu jauh…
Benar saja apa yang dia khawatirkan akhirnya terjadi. Ternyata Ini hanya akal akalan Bossnya saja untuk bisa lebih dekat dengannya, sampai sering kali dia dipaksa untuk melayani hasrat seksual sang Bossnya tersebut.”kenapa lo ga ngelawan..?”,Tanya saya. “dia mengancam akan memecat gw klo gw berani macem macem dan gw ga mau hal itu sampai terjadi karena keluarga gw sangat membutuhkan bantuan gw..”,jawabnya sambil mengusap matanya yang mulai berair.

Kenapa ya hati ini selalu ngilu kala melihat dan mendengar lalu merasakan sebuah kerelaan yang bagi saya terasa begitu memilukan. Kerelaan yang Begitu berat dipikul di pundak seorang perempuan yang bahkan belum menginjak usia dua puluh, dimana dia harus merelakan harga dirinya sebagai seorang wanita di injak injak, yang dengan terpaksa melacurkan diri demi kebahagiaan keluarga walau dia sendiri tak bisa merasakannya…
“uang memang bukan segalanya tapi segalanya membutuhkan uang..”, kata teman saya itu, dengan raut wajah yang sedih . Ini kembali memerindingkan saya, ternyata begitu besarnya ketidakberdayaan kita kepada uang, karena uang akan membuat manusia melakukan apapun untuk meraihnya, uangpun bisa membuat hati manusia terbelenggu hingga lantas berbuat semena mena terhadap sesama manusia lainnya. Uang yang mampu membelah manusia menjadi dua golongan yaitu golongan kaya dan golongan miskin…

Ya…apalagi kalau bukan karena kemiskinan..!!
Kemiskinan adalah salah satu penyebab kenapa penderitaan di Negeri ini tak pernah ada ujungnya. Menularkan begitu banyak penyakit hingga menjadikan Negara berkembang ini, tak kunjung berkembang…
Kemiskinan yang telah merampas kebahagiaan sebagian besar bangsa ini…
Katanya harapan masa depan bangsa dan Negara ini ada pada tangan tangan generasi muda…
Tunjukan pada saya..!
Generasi muda yang seperti apa yang kalian maksud???
Yang rela menjual harga dirinya demi keberlangsungan hidup?
Yang rela menelanjangkan rasa malu kala mengais ngais sampah jalanan di antara langkah langkah yang angkuh?
Yang kulit halusnya kini legam hitam terbakar terik matahari?
Yang meredakan hausnya dengan meminum air sungai yang tak bisa lagi dikatakan jernih?
Atau yang seperti apa..??

Dari zaman saya bersekolah dulu, sering kali saya menemukan teman teman saya yang termasuk anak anak yang berprestasi, memutuskan untuk berhenti sekolah karena orang tuanya tak sanggup menanggung biaya sekolahnya yang sangat tinggi dan saya mendengar kabar bahwa mereka sekarang hanya bekerja menjadi petani, tukang becak, kuli bangunan dsb. Dengan penghasilan yang tidak seberapa. Tanpa mengecilkan profesi profesi tersebut, dalam hati kecil saya, saya yakin seandainya mereka dapat melanjutkan pendidikannya lebih tinggi lagi mungkin mereka bisa berbuat sesuatu yang lebih untuk bangsa dan Negara ini, bahkan untuk menjadi seorang Presiden sekalipun…

Dimana kita?
yang lantang menyuarakan kesejahteraan pada sesama manusia ini..
yang meremehkan arti sebuah harapan akan kehidupan bagi rakyat kecil...
kita yang kini hanya sibuk dengan kesejahteraan dunia kita masing masing…

Sesungguhnya Negara ini telah merugi, bagaimana kita kehilangan begitu banyak aset aset muda terbaik hanya karena ketidakmampuan kita untuk menciptakan kenyamanan bagi sesama manusia dalam memperoleh pendidikan.

Disamping itu semua…
Bagi saya inilah penting kita untuk bersyukur atas segala anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita, baik itu yang menurut kita kecil maupun yang besar…
karena sesungguhnya diluar sana, bahkan tak jauh dari kehidupan kita, kita bisa melihat dengan jelas bagaimana hidup orang orang yang kurang beruntung begitu memprihatinkan…
Bagaimana perihnya menjadi manusia yang serasa tak dimanusiakan… 

tak bermaksud buruk

ditulis pada tanggal 22 Januari 2009



saat itu..20 Januari 2009, saat saya merasakan tangan Sang Pencipta menuntun saya untuk kesekian kalinya…

Di mulai dengan telepon seorang teman yang berinisial “E” terus bla..bla..bla..bla..akhirnya malah ngomong “Eek lo bey”..
Hahahaha..teman yang aneh!?
Mandi..sarapan lalu bergegas mengerjakan tugas fotografi yang berjumlah 30an foto(termasuk membantu beberapa teman yang suka banget ngerepotin orang..haha..piss :D)
Saya putuskan untuk hunting di kebon raya saja, kurang lebih dua jam disana terasa sangat melelahkan juga..tapi lumayanlah dapet foto candid “dua sejoli bercumbu di bawah pohon rindang” itu judulnya..haha..Yes!!!
Setelah semua tugas saya anggap selesai..saya bergegas ke sebuah toko buku ternama, untuk membeli bukunya Bapak Pramoedya Ananta Toer, yang memang sudah lama ingin saya beli.

Lalu setelah mendapatkan buku Pak Pram.."kasih sayang" itu mulai saya rasakan..kaki kaki ini seperti bergerak mengalir dengan sendirinya dan menempatkan diri tepat di hadapan satu rak buku yang berisi buku buku biografi orang orang ternama di Indonesia maupun dunia, ada satu buku yang seolah olah menatap memelas kearah saya seperti berkata bacalah aku..kawan!.
lalu saya putuskan untuk membaca buku itu di toko buku saja (harganya mahal, jadi malay belinya..haha).buku yang kalau tidak salah berjudul “kiamat 2012” investigasi akhir zaman karya Lawrence E.Joseph (koreksi ya kalau salah..). buku yang intinya bercerita tentang akan terjadi suatu petaka besar di tahun 2012!!!

Bencana, kiamat kecil atau justru kiamat yang sebenar benarnya kiamat yang berarti akhir dari kehidupan alam semesta.
Seorang Lawrence E. Joseph melakukan penelitian tentang apa yang sesungguhnya terjadi di tahun 2012 (klo ga salah ya..haha). di dalam buku ini dijelaskan beberapa pandangan yang juga di jadikan semacam acuan baginya, mulai dari ramalan dukun maya, teori ahli geofisika dari Siberia, kontempelasi cenayang di Afrika selatan, deklarasi Rabbi Kaballah dsb…

Walau kelompok kelompok tersebut berbeda beda dalam menyampaikan jenis petaka apa yang akan terjadi, seperti jatuhnya benda benda dari luar angkasa persis seperti apa yang terjadi di masa lalu saat membinasakan zaman dinaosaurus…sampai dengan masalah pemanasan global dan rusaknya alam yang berarti menyangkut bencana seperti tsunami, banjir, gersang, amukan badai, gunung meletus, gempa bumi dan sebagainya dan sebagainya..lau dibahas juga tentang pencairan daratan es di kutub utara sampai dengan hilangnya salju di Kilimanjaro yang termahsyur itu dsb…tapi dapat ditarik benang merahnya yaitu, mereka yang berasal dari latarbelakang yang berbeda itu meyakini bahwa akan terjadi suatu petaka yang sangat besar, yang anehnya semuanya secara jelas menunjuk tahun 2012!!!(kalau menurut Lawrence tepatnya 21 desember 2012 yang berarti tepat sembilan hari setelah Bey Shouqi Hamidy ini ulang tahun!!?hmmm..).
Saya sempat mencatat satu buah catatan serupa puisi yang terdapat di dalam buku itu…

“naga berapi akan melintasi langit
Enam kali sebelum bumi ini akan mati
Umat manusia akan gemetar dan ketakutan
Karena nubuat keenam dalam ramalan ini

Selama tujuh hari dan tujuh malam
Manusia akan menyaksikan pemandangan luar biasa ini
Arus akan bangkit melewati kemampuan mereka
Untuk mencaplok pantai dan kemudian
Gunung gunung akan mulai mengaum
Dan gempa bumi memecah dataran hingga pantai

Dan air bandang mengalir deras
Akan membanjiri tanah dengan suara memekakkan telinga
Hingga manusia meringkuk dirawa berlumpur
Dan menggeram kepada sesama manusia…”


Apakah tempat yang kita tinggali sekarang ini akan bernasib sama seperti atlantis yang menurut plato tenggelam di kedalaman laut???
Apakah bumi memang sudah terlalu tua hingga harus diremajakan dengan cara menghantamnya melaui segala macam bencana, mengurangi jumlah manusia yang ada diatasnya..lalu kemudian akan tercipta wajah bumi yang baru yang lebih fresh dan mempunyai masa depan yang lebih baik dari yang kita tinggali saat ini???bukankah klo semakin banyak manusia..berarti semakin banyak pula tangan tangan yang tidak bertanggung jawab yang mengusik kealamian bumi ini??!
Atau…2012 memang akhir segalanya???

Semuanya berbalik ke diri kita masing masing bagaimana kita memaknai tulisan Mr. Lawrence ini…boleh percaya boleh juga tidak…
Anda juga boleh beranggapan bahwa Mr Lawrence hanya berbiat mencari untung dari konroversi ini, pun meremehkan pandangan pandangan yang diutarakan beberap golongan dalam buku tersebut, mistis, takhayul bla..bla..bla..bla..
tapi satu yang harus diingat bahwa kiamat itu memang pasti akan datang! Entah itu 2012, 2013, 2020, 2030 atau mungkin besok!!!
dan kita harus mempersiapkan segala sesuatunya...
agar ketika hari itu tiba kita telah jauh lebih siap...

dan kita juga bisa mengambil sisi positifnya...
bumi ini memang sudah sangat berumur...dan di usianya senjanya ini...ia semakin merasa tak berdaya...
kala manusia dengan begitu mudah meracuni, menganiaya. dan menenlantarakannya...
bukankah setiap yang hidup pasti akan mati?
termasuk kita dan bumi ini...
rawatlah..sayangilah..bumi yang sudah tua ini...
seperti seorang anak menyayangi ibu dan bapaknya..
seperti seorang cucu menyayangi kakek dan neneknya!!!

Dan saya juga yakin Allah SWT adalah Sang perencana yang sempurna..termasuk saat menuntun saya untuk membaca buku ini…dan maaf, saya sungguh merasakan sentuhan hangatnya…!!!


(koreksi kalau ada yang salah yo..gw bacanya Cuma bentar dan dicepet cepetin,,maklum banyak cewe cakep jadi mata gw jelalatan kemana mana dah..hahai..Astagfirullah!!!)

I belong to money...or..???

(ditulis pada tanggal 18 Januari 2009)



akhir akhir ini dunia persepakbolaan dihebohkan dengan kabar yang menyebutkan bahwa Manchester City siap memboyong gelandang serang Milan asal Brazil bernama Kaka dengan harga yang sangat fantastis, yaitu sekitar 1,4 triliun rupiah yang saya baca kemarin harganya bahkan telah naik menjadi 2,1 triliun rupiah!!!

WoW!!! nilai transfer yang akan menjadikannya sebagai pesepakbola termahal di jagat raya mematahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh Zinedine Zidane. sebenarnya harga ini juga pernah ditawarkan oleh Chelsea sekira bulan juli 2008 lalu. ya...Kaka memang seorang fenomena..dibeli Milan pada agustus 2003 dengan harga hanya 8 juta uero dari klub Brazil Sao paulo. kaka bermain luar biasa bersama rossonerri dengan meraih berbagai gelar seperti scudetto, piala super itali, piala super eropa, piala dunia antar klub, liga champions eropa dsb. yang kemudian menjadikannya meraih beberapa gelar pribadi bergensi yang diidamkan semua pesepakbola di dunia, pemain terbaik FIFPro, Ballon d'Or dan pemain terbaik dunia FIFA 2007.

penawaran terakhir yang diajukan city tampaknya membuat Milan goyah, bahkan kabarnya Milan sudah menerima tawaran tersebut dan menyerahkan semuanya pada sang pemain apakah ia ingin tetap bersama Milan atau hijrah ke kota Manchester...

bagaimana tidak menggiurkan???
mungkin tanpa diketahui banyak orang Milan kabarnya memiliki hutang yang tidak sedikit ditambah dengan krisis ekonomi global yang mau tidak mau suka tidak suka juga menjalar ke dunia sepakbola sebagai sebuah industri (mungkin benar kata bokap gw kalau krisis ekonomi global tidak terlalu berimbas besar bagi negara negara Arab buktinya disaat klub klub besar eropa lainnya tengah berhemat, pengusaha asal Uni Emirat Arab Sheikh Mansour bin Zayed al-Nahyad pemilik city yang baru justru berani mengeluarkan uang yang sangat besar bagi seorang atlet sepakbola!!!)
padahal selama ini Milan bersikukuh tidak akan pernah mau menjual pemain kesayanganya itu dengan harga berapapun (Chelsea dan Real Madrid adalah klub yang gencar mengincar Kaka selama ini sebelum City menyatakan ketertarikannya) seorang Kaka pun pernah menyatakan tidak akan mau meninggalkan klub yang membesarkan namanya tersebut. kedua pihak memang sudah seperti keluarga bahkan Kaka berencana mengakhiri karier dan menjadi legenda di klub yang bermarkas di kota Milan itu.

tapi apa mau dikata..inilah wajah dunia sepakbola di zaman sekarang..sepakbola telah menjadi suatu industri..dimana uang berbicara banyak disini (pada pertandingan tadi malam kamera sempat menyorot satu spanduk yang bertuliskan"i belong to money" sindiran buat siapa ya??? sekedar informasi Kaka biasanya seusai mencetak gol selalu memperlihatkan kaus dalamnya yang bertuliskan "i belong to jesus"..hmm?!)
saya sebagai penggemar Milan tentu akan sangat kecewa dan sedih jika ia akhirnya memutuskan untuk angkat kaki dari Milan, melihatnya mengenakan seragam klub lain selain Milan akan terasa berat bagi saya setelah bertahun tahun melihat Kaka dan pemain Milan lainnya berjuang jatuh bangun bersama sama...
sayapun tahu uang hasil penjualan Kaka akan sangat berguna bagi Milan..dan saya juga yakin Milan mampu mencari pengganti yang sepadan atau bahkan lebih baik dari Kaka..

Tapi ini bukan cuma soal perpindahan pemain yang biasa terjadi di dunia sepakbola..rasa kekeluargaan yang selama ini dibangga banggakan Milan memang bukan isapan jempol belaka, rasa itu bukan hanya dirasakan oleh orang orang di dalam Milan sendiri (setelah pertandingan tadi malam Kaka kabarnya memeluk semua awak Milan satu per satu..terdengar mengharukan..apakah itu menjadi pertandingan terakhirnya dengan seragam merah hitam?)..tapi juga jutaan penggemarnya yang tersebar di seluruh penjuru dunia termasuk saya..siapa yang tidak sedih melihat seorang teman pergi meninggalkan kita??(Seusai latihan di Milanelo sebelum pertandingan lawan fiorentina, Kaka dilaporkan menangis di ruang ganti. Seolah, dia merasa berat meninggalkan klub itu. Menurut laporan beberpa media massa, termasuk Corriere dello Sport, pemain itu meninggalkan ruang ganti sambil mengusap air mata. Dia seperti tak tahan menyaksikan suporter Milan yang terus memintanya untuk tak pergi
)
tapi apapun...
seandainya ini benar terjadi..
semoga Milan bisa tetap meraih sukses tanpa Kaka..dan Kaka bisa tetap meraih sukses tanpa Milan...

saatnya mengucapkan salam perpisahan untuk Kaka...???we'll see...

farewell..?their love...his love...

nostalgia dengan KRL Ekonomi

(ditulis pada tanggal 26 Desember 2008)



Pagi ini berjalan tidak terlalu menyenangkan bagi saya..ya, rencananya hari ini mau hunting di ancol sama kawan2 tapi dari tadi pagi dini hari sampai jam 6.30 satu per satu ngebatalin dengan alasannya masing masing..ya sudahlah..tak apa apa..

Karena udah terlanjur naik kereta saya memutuskan untuk tetap berangkat ke Jakarta dan setelah beristirahat sejenak di kost2an salah satu kawan di bilangan Jakarta barat saya bersiap balik lagi ke bogor karena besok denger2 ada yang mau ke bandung, jadi saya tak mau ketinggalan..haha.

Setelah tiba di stasiun juanda terbesit di pikiran untuk bernostalgia dengan krl ekonomi, ya..udah hampir setahun lebih saya tidak menggunakan krl tersebut sejak kejadian ga ikut ujian gara gara keretanya mogok!!
Dan FYI nih..ini ada beberapa opini saya tentang kehidupan di krl ekonomi…
1. karena harganya murah jadi yang naik juga banyak banget jadi orang orang pasti berebut tempat duduk begitu kereta sampai (lucu deh ekspresi mereka klo lagi rebutan kursi)
2. ibu2 biasanya memilih berdiri di depan pria yang duduk apabila keretanya penuh jadi pria2 tersebut (termasuk saya..haha) biasanya langsung pura2 tidur (biasa masalah kodrat pria yang harus mengalah pada wanita)
3. karena kereta biasanya melaju kencang dan suka ngerem mendadak(bahaya nih..) jadi orang2 didalamnya akan berusaha memegang apapun agar tidak terjatuh (termasuk megang kepala saya ya bu??huh..)
4. kereta biasanya hanya berhenti sebentar di tiap stasiun maka orang2 lebih memilih berdiri di depan pintu (biar keluarnya gampang) jadi bayangin betapa susahnya orang2 yang mau masuk ke kereta..sesak..

tidak seperti biasanya hari ini kereta ekonomi tidak langsung penuh di stasiun2 awal mungkin karena lagi libur kali ya? Jadi saya masuk kereta dengan santai karena pasti kursi banyak yang kosong, duduk dengan nyaman, anginnya terasa masih segar..ya, berasa lega lah..haha. sampai akhirnya masalah datang! Ketika kereta berhenti di stasiun gondang dia, sekelompok ibu2 bersama anak2nya masuk dan duduk di kiri kanan saya (kaenya siy satu keluarga..mirip2 mukanya..untung kaga ada yang mirip saya..haha)..awalnya sih, ga ada masalah tapi setelah beberapa pedagang bolak balik menawarkan dagangannya (klo di liat kae maen benteng2an dah..) merekapun mulai tergoda untuk membeli..saya kira Cuma beberap pedagang aja yang dagangannya dibeli, tapi ternyata semua pedagang kebagian rezeki!! Mulai dari kerupuk, air minum, buah2an, kacang, permen, tahu, mie goreng (ada loh!)susu, gelang, buku, sapu tangan dan saya kira klo ada yang dagang kasur dibeli juga kali tuh..!haha.

lalu mereka mulai memakan satu per satu makanan yang mereka beli tadi..betapa kagetnya saya..mereka uda kae orang yang ga makan seminggu..laper bgt ya bu?
klo kata ibu saya “kae orang kelaperan aja”..untung mereka masih sadar dengan tidak memakan gelang, buku dan sapu tangan yang tadi dibeli.haha.
sambil menyantap mangsanya, energi mereka seperti pulih seperti semula mereka ngobrol ngelantur sana sini muncrat sana muncrat sini dan bayangin saya ada ditengah tengahnya!!tidaaak!!!
saya akhirnya memilih berdiri dan menjauh dari mereka..huh..

makin lama kereta semakin penuh, lalu angin sejuk terasa berhembus menampar lembut pipi kiri saya..ternyata sesosok wanita berdiri tepat disamping saya!!(akhirnya sejuk juga..haha)..oiya ternyata uda di stasiun UI, biasanya disini banyak anak2 UI yang pada naik nih..termasuk cewe2nya yang lucu..haha.(ini stasiun idaman saya..) ketika lagi enak2nya curi2 pandang sama cewe disamping tadi..kereta tiba2 berhenti dan orang2 memaksa masuk, lalu saya melihat seorang bapak mendekat kearah saya dan berdiri tepat dibelakang cewe yang tadi..ehm, saya uda mulai curiga niy..pasti ada maunya!
Eh..bener aja tangan siy bapak mulai memegang pegangan kereta yang diatas lalu pelan2 tubuhnya merapat kearah cewe tadi (maaf jika bahasa saya terdengar tidak pantas..pokoknya uda kae adegan titanic yang diujung kapal itu loh..nempel plek2an..dari belakang pula!!) cewe tadi terlihat uda sangat risih tapi karena keretanya penuh banget yah..dia ga bisa berbuat apa2..nafas aja susah..behh..kacau! karena kasian akhirnya saya sok2 berani aja..saya labrak tuh siy bapak..sampai akhirnya si cewe ikut marah dan akhirnya orang2 pada ngebantuin..dan si bapak diturunin dengan paksa di stasiun selanjutnya (untung aja ga dikeroyok lo..!)…
Wah..klo kae gini siy mendingan krl ekonomi ga usah ada aja..ini harusnya udah diantisipasi dari dulu2..kan kasus ini bukan yang pertama kalinya..?!

Seperti itulah wajah asli dari transportasi umum di Negara kita tercinta ini…
Yang mahal yah..ga nyaman2 juga, apalagi yang murah…!
Semoga semua transportasi umum di Negara kita semakin nyaman..baik itu buat wanita, anak2, manula dan juga saya sebagai pelanggan tetapnya…!!!hahahai…

Hmmm..nostalgia yang tidak terlalu menyenangkan…


Hanya sebuah opini

(ditulis pada tanggal 28 Desember 2008)


Waktu kemaren nonton TIMNAS kita maen saya jadi semakin yakin bahwa kita memang benar benar butuh menaturalisasi pemain asing..kenapa??

Begini opini saya..orang orang boleh bilang naturalisasi akan menghilangnya rasa kebanggaan pada TIMNAS kita atau naturalisasi adalah cara meraih sukses jangka pendek..
Tapi saya cenderung untuk tidak setuju dengan opini tersebut..

Sebagai contoh, ini adalah beberapa negara yang melakukan naturalisasi seperti Jepang, Itali, Jerman, Qatar, Polandia, Portugal, Spanyol, Singapure dan masih banyak lagi..
Saya bukannya ingin membanding bandingkan TIMNAS kita dengan negara negara tersebut tapi lihatlah Qatar, Jepang, Singapure, Polandia..mereka adalah negara negara dengan tradisi sepak bola yang tidak terlalu megah, tapi setelah melakukan naturalisasi, mereka menjadi tim sepak bola yang tidak bisa dianggap sebelah mata..
Klo dikerucutkan lagi ambil contoh Jepang..seingat saya jepang pertama kali menaturalisasi pemain asing diakhir tahun 90an, sejak melakukan naturalisasi, saya melihat para pemain lokal Jepang memiliki kepercayaan diri yang lebih baik dari sebelumnya, pemain naturalisasi secara tidak langsung memberikan mereka keyakinan lebih saat bertanding dengan tim tim besar dari segala penjuru dunia, dan pada akhirnya sekarang Jepang memiliki TIMNAS yang sangat menjanjikan tanpa satupun pemain naturalisasi...!!!

Saya ingin menguatkan lagi opini saya dengan berkaca pada negara negara dengan tradisi sepak bola yang lebih mentereng seperti Itali, Portugal dan Spanyol.
*Itali menaturalisasi seorang Argentina bernama Mauro Camoranesi hasilnya? JUARA DUNIA 2006!!! Tentu tanpa mengerdilkan peran pemain lokal.
*Porugal menaturalisasi pria Brazil bernama Deco dan kini mereka kembali disegani setelah sekian lama terpuruk sejak zaman Eusebio berakhir.
*contoh terbaru adalah Spanyol mereka merekrut pria Brazil bernama Marcos Senna yang ternyata menjadi kunci di lini tengah untuk membawa Spanyol meraih JUARA EROPA 2008!!!

Saya punya contoh yang mungkin lebih rasional..lihat tidak kemaren kemaren waktu Liga Champions Asia digelar? Klub klub Indonesia bermain sangat baik ketika melawan klub klub besar Asia seperti Sidney FC dan Urawa Red Diamonds bahkan klub klub Thailand dibuat tekuk lutut!
Saya melihat pemain pemain lokal bermain dengan mental dan percaya diri yang hebat, saya bukan melebih lebihkan peran pemain asing tapi mereka secara tidak langsung mampu menggairahkan pemain lokal hingga semua potensi keluar dengan sendirinya..

Disini saya cuma ingin mengatakan bahwa naturalisasi jangan dipandang dari sisi negatifnya saja tapi lihatlah bahwa "dosa" ini akan memberikan dampak baik di tahun tahun yang akan datang tidak saja pada sepak bola kita tapi negara secara keseluruhan..AMIIN!
Hahahai..peace!!

(saya hanyalah orang yang tidak mengerti tentang sepak bola..)